Skip to main content

Menyambut (Tahun) Ajaran Baru

Lama tidak bercerita, kadang bikin gregetan juga. Alasan "gak punya waktu luang" itu bullshit, sama aja kayak cari-cari alasan kenapa kamu nggak lagi sering baca buku, atau kenapa kamu nggak lagi sering hubungi aku. Lho.

Ya, begitulah hidup. Setelah menikah di masa pandemi, yang ternyata tak kunjung habis juga pandemi ini -- hingga saat tulisan ini terbit. Stay at home, membuat lebih banyak waktu di rumah, semula agak stress karena tak lagi biasa nongkrong-nongkrong lucu atau harus kerja sambil menghirup kopi bersama atmosfer kafe yang lagunya bak nada perselingkuhan era 80-an, namun setelah setahun ya ternyata biasa aja ya kerja di rumah. Mungkin ngerasa enjoy karena kerjanya juga masih bisa remote, jadi gak masalah.

Well, banyak banget cerita selama masa pandemi ini. Dimulai dari susahnya nyari rumah sakit waktu roommate kena DBD tapi gejala mirip-mirip Covid-19, lalu kasus naik-turun bikin jarang pindah ke rumah yang udah disiapin. Jadi deh dijagain Toto.

Ini namanya Abang Toto The Closet

Selain patah hati karena gagal napak tilas Kimi No Na Wa, patah hati selanjutnya adalah gagalnya kehamilan. Gak tahu juga sih ini disebut gagal apa enggak, tapi pas terlambat menstruasi satu minggu, testpack samar-samar, kami langsung ke Obgyn untuk memastikan jadi apa enggak nih. Ada ruang, kemungkinan bisa berkembang kata dokter. Tapi, pas sampai rumah, eh kok aku malah nge-flek ya. Akhirnya, besoknya menstruasi datang. Huh, kecele

Eh, alhamdulillahnya dikasih kesempatan lagi! Bulan depannya, ada terlambat menstruasi lagi, cuma, kami nggak mau gegabah langsung ke dokter dan macem-macem. Setelah lewat hampir 2 mingguan (apa lebih ya), ternyata masih belum mens. Beragam testpack lah dicoba tiap hari. Masih satu strip. Okeh buang aja, mungkin hormonnya emang lagi gak bagus. Eh, ga lama habis dibuang, roommate ngambil di tempat sampah dan lihat:
Dua garis!

Alhamdulillah, Allahuakbar. Sekarang kami sedang bersiap untuk menyambut tahun ajaran baru ini. Tahun dimana kami harus mengeskalasi segala ilmu dan juga beradaptasi dengan adanya tanggung jawab nyawa baru. Kiranya perjalanan ini tidak mudah, karena saat hamil pun sempat harus bed rest dan juga dirujuk ke rumah sakit karena Covid-19 menghampiri. Kapan-kapan cerita lengkapnya deh, sekarang mau makan bakso dan minum air kelapa yang udah dibeliin roommate. Adios!

Nak, peralatan menyambut kamu sudah siap. We're ready!



Comments

Popular posts from this blog

Persiapan Pernikahan dan Hiruk-Pikuk Mendapat Restu KUA saat Pandemi

Saat memutuskan untuk menikah, ada banyak pertimbangan dari sisi persiapan diri, maupun persiapan surat-menyurat untuk mendapatkan legalitas di mata agama dan negara (azeeek). Lho, kok tau-tau kepingin nikah, Gab? Nanti aja ya jawabnya, di post selanjutnya, Insya Allah. Sekarang lagi niat buat ngurusin surat di KUA hahahaa. Berikut sedikit cerita tentang persiapan pernikahan ku yang urus semua persuratan sendiri. Alhamdulillah, ada waktu luang juga dari kantor untuk izin setengah hari supaya bisa fokus urus syarat-syarat nikahnya ini. Kalo enggak, ga kebayang sih harus cari calo atau minta tolong keluarga urusin, yang pastinya bakal repot juga :( Kalau ditanya proses sih, agak panjang ya birokrasinya, cuma nggak terlalu ribet kalo kita memang sudah menyiapkan segala kondisinya dari awal. Sebenarnya, syarat umum pernikahan setiap daerah di Indonesia sama aja kok, karena semuanya masih di bawah naungan pemerintah dan Kementerian Agama Republik Indonesia. Hanya saja, setiap da...

Pusing-Pusing Keliling Tempat Wisata di Penang

Berbekal Google Maps di genggaman tangan, saya memulai perjalanan dengan Mamake menyusuri wisata di Penang yang bisa ditempuh dengan jalan kaki. Untuk mencapai tempat wisata di Penang ini  ada tiga alternatif,  kamu bisa sewa sepeda, naik transportasi umum atau kamu jalan kaki, aku rekomendasiin untuk jalan kaki aja karena kotanya benar-benar enak untuk jalan kaki! Kecuali kalau jaraknya agak jauh, kamu bisa hop on bus juga di bus stop terdekat. Penang itu terkenal dengan  surganya pejalan kaki , karena kemanapun di kota ini sangat mudah dan nyaman ditempuh dengan jalan kaki. Akses untuk pejalan kaki di kota ini sudah cukup manusiawi dengan jalanan yang lebar dan terang. Penang juga terkenal dengan surganya mural. Beberapa jalan di kota Penang dihiasi dengan mural dari pelukis ternama asal Lithuania, Ernest Zacharevic. Tembok tua yang terkesan kumuh atau bangunan dengan cat berwarna polos disulap menjadi tempat yang sangat artsy oleh dirinya. Lukisan mural yang cool...

Tentang Internet dan Hotel di Penang

Langkah pertama yang saya dan Mama lakukan selepas imigrasi dan ambil bagasi ialah:  BELI KUOTA :))))  Di Penang ini nggak kayak di Singapura yang memang sudah banyak tempat terkoneksi internet, di Bandara Penang saja koneksi internetnya semblep. Di Penang sendiri juga sudah mulai minim public space yang difasilitasi wifi gratis, sebab sinyalnya jelek dan sepertinya maintenancenya kurang bagus. Ada beritanya di sini .  Karena kami mau ke hotel naik Grab, jadi harus hidupkan internet dulu.  Pas lagi rempong-rempongnya imigrasi, eh dapet telfon dari Jakarta. Si Loli, anakku yang paling usil dan nakal katanya seharian diem aja di bawah kolong kompor rumah nenek. Ternyata.... badannya ketempelan lem tikus :((((((( Untung ga ada tikusnya. Di lap dan dikasi minyak pun ndak hilang-hilang lem nya sama keluarga di Jakarta. Nyari salon pas weekend pada penuh semua :( Untungnya nemu satu salon yang overprice karena harus ekstra mandiinnya dan beberapa bag...