Skip to main content

Posts

Hijrah Kok Diumbar?

Hijrah. Hijrah. Hijrah. Sebuah kata yang tak asing lagi di telinga masyarakat saat ini. Nonton tipi , liat artis A yang sudah berhijrah. Dengan tutur kata apik dan mengulur pakaian menutup aurat, ia mulai membatasi bermain peran nya dan memilih jalur usaha --menjadi influencer . Politisi, memilih menekuni kitab suci dan enggan mengomentari politik lagi. Fashion hijab dengan beragam tampilan modis berjalan di catwalk . Keluarga muda anti pacaran taaruf langsung menikah , menikmati hidup ke luar negeri bersama pasangan halal. Rasa-rasanya, hampir semua profesi dewasa ini, kata hijrah dihadirkan dalam ruang publik. Sebagai permulaan, saya bukan seorang yang paham betul tentang agama dan merasa tidak punya kapasitas dalam disiplin ilmu tertentu dan maksud untuk mengkritisi. Anggaplah saja, tulisan ini hanya semata curahan isi hati alias julid saya terhadap ketidakmengertian ini. Harap antum maafkan ana, segalanya kembali pada Rahmat Illahi. Aamiin. Kurang paham siapa ...

Penghargaan untuk Diri Sendiri

Hari ini saya memutuskan untuk nggak ngantor. Saya pakai cuti haid saya untuk kabur dari kantor. Lagi super jenuh, entah sama kerjaannya, rutinitasnya, suasana kerja, entahlah. Meskipun nggak ngantor, saya tetap mengerjakan pekerjaan kantor, cuma dengan lebih santai aja bisa pakai pakaian preman dan melepas pakaian dinas setiap hari 👀. Mungkin teman-teman di Start Up Company sudah sering mendengar istilah working from home , kalau di pemerintahan atau institusi yang terkait erat dengan pemerintahan, kayaknya belum mengenal istilah tersebut. Padahal harusnya, setiap orang punya waktu liburnya atau waktu mengejakan pekerjaan dari rumah minimal sehari dalam sebulan supaya nggak stress banget di kantor karena jenuh dengan suasana yang gitu-gitu saja. Atau jangan-jangan cuma saya aja yang butuh sistem break  seperti ini?

Mereka yang Usianya Hanya Sebatas Acara

Selayaknya, Bhin-Bhin Atung dan Kaka benar-benar menjadi maskot persatuan negeri ini, negeri yang tak pernah henti mencela satu dan yang lain. Semua berbeda pasca negeri ini menjadi tuan rumah Asian Games. _____ Bhin-Bhin, Atung, Kaka dan Kakak Pembina :p Pesta olahraga terbesar se-Asia telah usai, setelah 56 tahun penantian untuk menjadi tuan rumah kembali. Asian Games yang diadakan di Jakarta dan Palembang sukses menarik perhatian rakyat Indonesia. Tak hanya peringkat empat yang berhasil diraih oleh atlet-atlet bangsa ini, maskot Asian Games pun mampu membuat rakyat Indonesia melupakan sejenak gegap gempita tahun politik yang sejengkal lagi kita songsong. Keberhasilan pesta olahraga ini tak luput dari perjuangan maskot lucu dan menggemaskan ini. Bhin-Bhin si burung cendrawasih, Atung si rusa bawean dan Kaka si badak bercula satu menjelma dalam berbagai gambar dan patung menghiasi ibukota serta Palembang, tempat diselenggarakannya Asian Games ke-18 ini. Dalam ilus...

Hidup Ini Kok Gini-Gini Aja?

Suatu malam sebelum lelap saya sempat update postingan Twitter demikian, setelah lelah menyelam dalam linimasa yang sibuk. Kenapa (hidup) gini-gini aja? Menjelang usia selepas kuliah, kita semua pasti dihantui berbagai tanya dalam hidup. Mau kerja kemana? Mau kerja sesuai keinginan atau se-keterimanya-kerja aja? Mau nikah, tapi pacar gak setia  masih ingin eksplor diri kesana-kemari? Tekanan kiri-kanan untuk membentuk pribadi seperti A B C kadang bikin stress sendiri. Banyak yang bilang, ini disebut Quarter Life Crisis . Hah, apaan sih itu? Seperti hidup dalam paradoks, semua yang sedang dalam kebimbangan di quarter life crisis menganggap bahwa hidup ini kok gini-gini aja ya? Saya kok kesannya nggak bisa berkembang ya? Temen saya itu udah S2 lho, otw kawin, udah beli rumah di Cipete. Lha kok saya masih mantengin linimasa liat twitwar Drama Kecebong Kampret?! Tak hanya pertanyaan terkait status sosial, bahkan pertanyaan seputar integritas diri...

Ngabuburit ke Museum Multatuli

Dadakan itu menyebalkan, tapi nggak semuanya menyebalkan kok!   😆 ••• Hari minggu akhir bulan lalu, saya iseng banget  ingin jalan-jalan ke Museum Multatuli, tepatnya di Rangkasbitung. Saya ingin napak tilas kisah pemberontakan masa kolonialisme Belanda yang katanya tergambar dengan keren dengan desain museum yang cukup futuristik. Rangkasbitung ini sendiri letaknya 93 kilometer ke arah baratdaya dari Jakarta. Butuh waktu dua jam lebih untuk sampai di Rangkasbitung, belum terhitung bahan bakar yang dikeluarkan dan emosi yang harus ditahan menghadapi lalu lintas yang sulit diprediksi. Kadang macet, kadang macet banget.  Rangkasbitung ini sudah masuk provinsi Banten ya, gengs. Bisa dibayangkan kalau saya ke Rangkasbitung naik motor. Sampai sana, udah kucel dan bau, nggak  proper  lagi buat difoto-foto 😅. Tapi jarak tak jadi kendala untuk ngabuburit melancong ini, karena sudah ada KRL CommuterLine yang siap mengantar ke Rang...

Hello!

"Kok bikin blog baru, Gab? Ngapain nich?!" Hahhaa, sederhana sih. Saya ingin banyak-banyak nulis aja. Selama ini sungguh sia-sia rasanya, saya punya banyak yang mau saya ceritakan tapi saya suka malas nulis. Padahal zaman sekarang, nulis itu gampang. Tinggal buka gadget , ketak-ketik pake jempol, beres. Cuma sayanya aja yang masih suka malas :( Dengan 'migrasi' nya saya ke blog ini, saya berharapnya gak lagi cuma nulis untuk bergalau-galau ria di  blog saya yang satunya , saya mau balance antara biar hidup gak drama-drama terus, dan supaya saya nggak lagi-lagi melewatkan segala cerita yang mau saya tulis ataupun segala pertanyaan yang bergulir tanpa sempat saya tuliskan. Gitudeh. Jika ada yang membaca tulisan-tulisan saya, saya berharap semoga apa yang nantinya saya tulis dapat bermanfaat bagi nusa kambangan  dan bangsa! Wqwq. Akhir kata, The key is: enjoy life, enjoy the moments.  Don't wait for better ones. Let's create some happiness! ...